WEDDING DRESS Part.3
Author: Kin Hakukawa
Co. Writ: Kim Min Si
Title: Wedding Dress
Genre: Comedy, Romantic
Rating: Mature
Leght: Long story, Sequel
Tipe: Ocs, AU
Cast:
-Park Yoochun
-Yui Namidhairo
-In Yeon Ara
-Kwon Ji Young
-Jiro Wang
-Kim Tae Hee
_Yoochun POV_
“Bersama mu dan menikah denganmu adalah pilihanku yang paling tepat” sangkalku tak ingin kehilangan Ara
“Oppa,,jangan bantah uma mu. Turuti kata-katanya” sahut ara dengan meninggalkanku
“ARA AKU MENCINTAIMU, BUKANKAH KAU JUGA BEGITU. KENAPA KAU MUDAH MELEPASKANKU” teriakku
“Nado Oppa, tapi. . Mungkin ini jaln kita” diapun masuk mobil, dengan menahan isak tangisnya. Akupun masuk mobil dn mengantarnya pulang.
1 jam kemudian.
Aku sudah sampai didepan rumah Ara. Sebelum dia pergi dari hadapanku, aku mencegahnya untuk keluar. Dia hanya melihatku,
“Ara, sampai kapanpun aku bersumpah. Akan tetap mencintaimu” kataku dengan menarik Ara dalam dekapanku, dan mencium bibirnya. Dia pun membalas ciumanku, selang beberapa lam dia melepas ciuman kita.
“Aku tahu itu Oppa” kata terakhir yang terucap dari mulut manis Yeon Ara ku.
- - - -
CAFE LOTTE
Uma sedang berbicara dengan sahabat lamanya, kupandangi yeoja itu dengan tatapan tajam.
‘Jangan pikir aku tertarik padamu’ gumamku sendiri
_Yui POV_
Dia lebih tampan difotonya. Heh’ namja sama saja terlihat jual mahal padahal ingin menggait yeoja, dasar buaya darat. Jangan pikir aku menyukaimu.
“Ya apa yang kau lakukan, Yui. Berkenalanlah dengannya” kata uma mengagetkanku. Tapi kata-katanya tak kugubris dan tetap terdiam.
_Yoochun POV_
Umma menginjak kakiku, sebagai tanda untuk mengajaknya berkenalan. Dengan ogah-ogahan aku berkenalan dengan yeoja ini.
“Ya’ Naneun Yoochun, yoochun imnida”
“Naneun Yui Namidhairo imnida” kamipun berjabat tangan, anehnya ummakun dan ummanya malah tertawa melihat kita.
“Mereka memang cocok” kata umma yeoja itu
“Ne, aku juga begitu melihatnya. Chun-a bawa Yui jalan2” pinta uma, tapi tiba2 ponselku berdering. Telpon dari ji young sahabatku
‘ha, ,kau memang penyelamat ji young’ kataku dalam hati. Aku mengode umaku bahwa ada telpon yang harus ku angkat. Uma pun mengangguk pasrah dengan permintaanku, dan membolehkanku untuk mengangkatnya.
-----
Komentar
Posting Komentar