When A Smile Has Gone

Author: Kim Hwan Bo

Tittle: When A Smile Has Gone.

Genre: Romantic

Rating:

Leght: One Shot

Main Cast:

>Kim Hwan Bo

>Kim Jun

>Seo MinWo

>Jung Il Wo





Di sebuah cafe, HwanBo terlihat sedang melamun. Seperti biasa, dia slalu memesan minuman favoritnya Susu putih hangat dan duduk terlamun setiap harinya.

"jika saja saya memiliki kekasih, akan ada banyak hal yang ingin aku lakukan disisa hidupku ini" gumam HwanBo dalam hati.



...bBuUkKkk....



Seseorang menabrak meja tempat HwanBo tengah duduk.

"Mianhe~" jawab laki2 itu dan membungkuk dihadapan HwanBo.

"Uh~ tidak apa-apa" HwanBo menatap kearah laki2 itu.

"Baju anda basah..biar saya ganti.." kata laki2 itu. HwanBo tak berkedip sama sekali,

'Apakah laki2 ini KAU yang mengirimkannya untukku TUHAN' ucap HwanBo dalam hati, dia tersenyum pada laki2 itu.

"maaf apa kau tidak apa-apa?" tanya laki2 itu,

"anny!!aku Hwanbo! kau?" kata HwanBo gamblang, membuat laki2 itu ternganga.

'Bodoh kenapa aku berkata seperti itu,BODOH HWANBO BODOH..' gumam HwanBo, yang memukul2 kepalanya.

"Gwenchanayo?apa kepalamu sakit?" tanya laki2 itu lagi.

"Aku Jun,Kim Jun!" ucap KimJun sambil menyodorkan tangannya.

"Hh~ Jun!" HwanBo menjabat tangan KimJun.



_HwanBo POV_



Sudah 2tahun lebih aku mengenal Jun, aku rasa Dia memang Malaikat yang dikirim TUHAN untuk ku. Aku dan Jun sangat teramat dekat, semua rahasia diantara kami tak ada yang tersimpan. Kecuali rahasia penyakitku ini. Aku tak ingin Jun mengetahui penyakitku, karna aku tak ingin Jun menghawatirkanku.Hari ini aku memutuskan untuk mengatakan kalau aku ingin menjadi yojachingunya. Entah mengapa, aku jadi merasa cukup gila untuk melakukannya. Kuharap Jun pun merasa begitu.



..tintiinnnn....



Suara klakson mobil Jun. Malam ini aku harus mengatakannya. Apapun jawabnya, yang terpenting aku sudah mengatakannya.



"Mau kemana kita sekarang?" tanya Jun dengan senyum dibibirnya.

"Bagaimana kalu kita jalan kaki saja,.." kata ku semangat dan mengangkat alis..

"Baiklah, apa mau saja" Jun membalas dengan senyuman.



"Lalu kita kemana sekarang?" tanya Jun tak sabaran.

"Kita ketaman hiburan, ah tidak~ kita ke bioskop saja, ah!" ucapku girang.

"Atau kita kepusat perbelanjaan saja, atau kita ke..." aku berhenti berbbicara, ku rasakan sesak didadaku, tapi ku mencoba untuk tetap sehat dihadapan Jun.

"Mwo? kita kemana?" tanya Jun lagi.

"Atau kita pergi ke semua tempat yang kau sebutkan saja" ucap Jun.

"Baiklah, kita ketaman hiburan sekarang~" girangku, melayangkan tangan keudara. Aku tetap menahan sakitku, dan tetap tersenyum dihadapan Jun.



17.12



"Ini benar-benar perjalanan yang menyenangkan" jun merentangkan tangannya, dan menatap kelangit.

"Apa kau juga senang Bo?" tanya Jun melirik kearahku.

"Tentu,!" jawabku mantap, dan tetap terus tersenyum.

"Jun!" aku menghadapkan wajah Jun ke wajahku.

"Mwoyo!!" Jun terbelalak.

"Saranghe~" kubisikan kata itu pada jun.

"Na Do Saranghe Bo!!" ucap Jun yakin.

"Baiklah hari ini berarti hari jadi kita, jangan pernah lupakan itu Jun" ucapku menggoda, dan tetap tersenyum.

"Ne!"



"..Aa...!!" aku meringik kesakitan. Ku coba untuk menahannya.

"Bo~ gwenchanayo" ucap Jun cemas, dan menangkap tubuhku yang akan jatuh.Ku mencoba lagi untuk menahannya.

"ne aku tidak apa-apa, tak usah menghawatirkan ku! aku rasa cacing diperutku marah,dan mulai menggergaji ususku karna tak diberi makan" candaku, agar tak membuat Jun cemas.

"Ah~ kau!! menghawtirkanku saja" Jun mengusap dahinya.

"..aghk..." kali ini sakitku benar-benar tak bisa kutahan. Dan kurasa aku akan pingsan kali ini.



_Jun POV_



"Bo gwenchanayo??" tanyaku padanya yang mulai tersadar dari pingsannya.

"Ne!! kenapa kau membawaku kesini?"

"Yang kubutuhkan restaurant, bukan rumah sakit" dia tersenyum.

"Sudahlah, mari kita ke restauran saja" dia bangun, dan memegang tanganku.

"Wae??" sentakku. Dia hanya tersenyum dan menggeleng.

"Ya karna aku lapar, aku tidak butuh ke rumah sakit, yang kubutuhkan restauran" ucapnya lagi, dan dia mulai tertawa.

"Wae?kenapa kau menyembunyikannya padaku? kenapa kau tak pernah bilang tentang penyakitmu? apa kau tidak percaya padaku?" bentakku padanya.

"Kau ini bercanda?apa yang kau katakan" dia tetap tersenyum, dan menarik tanganku untuk keluar dari rumah sakit.

"Kau!!kenapa kau selalu tersenyum? kau sakit, tapi kau terus tersenyum!" ucapku lembut, mencoba menahan emosiku.

"Kau itu kenapa sih, aku lapar, aku tidak sakit" ucapnya menegaskan, dan dia tersenyum lagi

"Sebenarnya apa kau ini? kenapa kau selalu tersenyum walau kau sedang sakit sekarang! apa kau robot yang diprogam oleh pembuatmu yang hanya dapat tersenyum? lalu apakah aku selama ini berbicara dengan seorang robot?" amarahku sudah tak terbendung lagi, kulontarkan semua amarahku padanya, lagi-lagi dia hanya tersenyum.

"Kau benar-benar seorang robot" kataku kesal. Aku memeluknya erat-erat, ku harap dia dapat merasakan betapa cemasnya aku.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Hah~ aku harus pulang dulu, kurasa oppa ku sudah pulang. Aku harus ada dirumah sebelum dia datang" ucapnya enteng, dan pergi meninggalkanku.



_HwanBo POV_



"Bye~" kulambaikan tangan pada Jun, dan tetap tersenyum. Ku lihat wajah Jun yang masih terlihat kesal karna sikap ku.

"Sampai ketemu lagi besog" sapaku lagi.'besog~ apa besog aku masih ada didunia ini?' tanyaku dalam hati.

"Bo!teruslah tersenyum dan menyiksa dirimu seperti itu" teriak Jun, aku menghentikan langkahku. Aku tak berani menoleh padanya. Kuteruskan langkahku, dan berpura-pura tak mendengar parkataan Jun tadi.



23.45 [di rumah]



"Dari mana saja kau?kenapa malam sekali pulangnya? kau ingat kata dokterkan? apa tadi kau sudah meminum obatmu?" tanya oppa ku cerewet.

"ya aku sudah meminumnya, aku tadi bersama Jun. sudahlah oppa tak usah cerewet" jawabku.



[di kamar]

"Hah~ " nafasku lepas,"apa tadi Jun benar-benar marah padaku?Harus bagaimana aku besok? di hari jadi aku dan Jun malah kacau seperti ini" gerutuku.

"apa aku coba menelponnya saja, dan mengatakan kalau aku baik- baik saja" gumamku dan kuraih Hp ku,



...GIRL I NEED A GIRL MWOL HAEDO IPPEUN MOMMAEDO IPPEUN ...



Jun Calling..



'ah kebetulan sekali' gumamku

"Yobseo" sapaku,

"Bo"

"Haha~ Jun baru saja aku ingin menelpon mu, kebetulan sekali kau telpon. Jadi aku tak perlu kehabisan pulsa" candaku lagi,

"Tak usah tertawa, aku bosan mendengarmu terus tertawa!"kata Jun dingin.

"AKU MUAK KAU MENGERTI!!" Bentak Jun yang membuatku kaget.

"Apa kau tak bisa tak tertawa ketika bersamaku?"

"Berhentilah bersikap seperti itu padaku. Kenapa? kau tak percaya padaku, kalau kau sedih aku bisa menenangkanmu. Aku mohon Bo jangan menutupi rasa sakitmu itu padaku!" mohon Jun yang terdengar terisak-isak.

"Mianh Jun tapi aku benar-benar tidak sakit" jelasku menahan sesak karna menahan tangis ku.

"Maaf Jun, oppa memanggilku, nanti ku hubungi kau lagi" bohongku, karna tak sanggup menahan tangis.

Seketika pipiku banjir karna air mata. Aku merasa kejam karna membuat Jun merasa bersalah. Tapi aku tak ingin menunjukkan rasa sakitku pada Jun.



..Seminggu Kemudian..



Aku dan Jun sudah seminggu sejak kejadian di malam itu sampai sekarang tak bertemu. Tak ada telpon, atau SMS darinya. Akupun tak berani menghubunginya.

Aku dipanti rehabilitasi sekarang. Disini, tempat inilah yang dapat membuat ku terus tersenyum pada Jun. Tempat ini adalah surga dunia bagiku. Kurasakan tubuhku mati ketika berada ditempat ini. Karna semua yang disini merasakan sakit yang sama seperti yang kurasakan.

Sama seperti disurga, Disini juga ada para Angel. Seo MinWo, dia adalah ANGEL bagiku. Aku seakan-akan memperoleh tambahan nyawa karna dia. Dia yang menyemangati kami dipanti ini. Dia benar-benar LIKE AN ANGEL.

"Bo~" sapa MinWo padaku,

"Sudah lama kau tak kesini, apa kau tak rindu pada tempat ini?" ucapnya,sambil menggandeng tanganku memasuki kantornya.

"Yang kau maksud, kangen kepadamu!!" goda ku,

"Itu kau tahu~ " dia balik menggodaku,Aku tertunduk dan terdiam. Aku merasakan diriku kacau saat ini.

"Bo kau baik-baik saja?"

"Apa kau menderita?" tanya MinWo cemas, dia selalu tahu apa yang aku rasakan.

"Menangislah, jangan pernah sekalipun kau menahan rasa sakitmu saat denganku" dia memelukku,dan membelai rambutku.

"Aku tak ingin menangis, aku akan menahannya!!" jawabku mencoba tetap tenang.

"Menangislah..menangislah Bo" dia semakin serat memelukku. Akupun pulai menangis habis-habisan dipelukannya.



_Jun POV_



Aku begitu cemas tak mendapat kabar dari Bo sama sekali.

Kuputuskan untuk menemuinya.Aku sampai dirumah Bo.



..tingtoong..



Kupencet bel rumahnya. Oppanya yang keluar.

"Hyung apa Bo ada?" tanyaku sopan.

"Bo tidak ada, pagi-pagi sekali dia pergi!" jelas Il Wo hyung.

"pergi,?pergi kemana?" tanyaku lagi.

"Dia pergi ke panti rehabilitasi biasanya".

"Panti rehabilitasi?" tanyaku bingung.

"Kau tidak pernah kesana dengan Bo selama ini?" Il Wo hyung balik bertanya.

"Aku tidak tahu, mengapa Bo pergi ke tempat itu?" tanyaku tak sabar.



...

Setelah Il Wo Hyung menjelaskan panjang lebar, kuputuskan untuk menyusulnya kesana bersama Hyung.



Sesampainya disana. Kulihat papan besar didepan bertuliskan 'PANTI REHABILITASI LEUKIMIA'.

'Apakah Bo~' aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri.

"Itu Bo!" kata Hyung membangunkan lamunanku.

Betapa sesaknya dadaku, ketika kulihat Bo,Yojachinguku berpelukan dengan Namja lain. Dia menangis. Bo menangis dalam pelukan pria itu, apa pria itu lebih dia percaya daripada aku Namjachingunya sendiri. Kurasakan dadaku semakin terasa sesak.

"Bo~" ku coba memanggilnya dengan suara lemas. Dia semakin serat memeluk pria itu.

"Bo~" ku panggilnya lagi dengan sedikit terisak karna air mataku mulai keluar.



_HwanBo POV_



"Bo~" Ku mendengar seseorang memanggil namaku, aku merasa seperti suara Jun.

Aku semakin serat memeluk MinWo.

"Bo" ku dengar suara itu lagi.

"Bo, ada yang memanggilmu. Apakah dia temanmu?" kata MinWo, melepaskan pelukanku.

Akupun menoleh, aku melihat Jun sedang berdiri tepat didepanku. Matanya mengeluarkan air mata. Wajahnya terlihat begitu kaget melihatku.

"Jun~" sapaku, mengusap air mata di wajahku.

"Biarkan itu" Jun memegangi tanganku. Dan menatap mataku dalam.

"Biarkan kali ini saja ku melihat mu dengan air mata itu" pinta Jun.

"Hah~ Jun kanapa kau ini?aku kelilipan!" aku tertawa kecil, kulihat wajah Jun kecewa.

"Ya! darimana kau tahu aku disini?"

"Oppa~" aku melihat oppa sedang bermain-main dihalaman,

"Kenapa kau tak menghubungiku?" aku bertanya pada Jun, Jun terus menatap ke arah MinWo.

"Oh~ aku lupa. Jun ini MinWo, MinWo ini Jun" kataku, sambil tetap tersenyum.

"Dia?" tanya Jun datar, terlihat dimatanya kalau dia marah.

"Dia!" ku ulangi kata Jun tadi.

"Hanya dengan dia kau mau membuka dirimu yang sebenarnya?" Jun membentakku.

"Jun dia.." belum sempat ku meneruskan perkataanku Jun memotong pembicaraanku.

"NamjaChingumu yang lain!Iya?"



..bBuUkKKk...



MinWo memukul Jun dengan keras.

"Jaga bicaramu, aku hanya temannya. Bo bukan yeoja seperti yang kau pikirkan" bentak MinWo

"Diam kau, aku tidak sedang berbicara denganmu!" Jun menunjuk MinWo.

"KAU!" ucap MinWo kesal, aku menahannya.

"Tinggalkan kami berdua" pintaku pada MinWo, MinWopun pergi.



_Author POV_



"Jun kau tak apa?" tanya HwanBo, membantu Jun berdiri.

"Berhentilah berpura-pura padaku" Jun menghempaskan tangan HwanBo.

"Apa aku terlalu buruk dihadapanmu?"

"Kenapa kau tak memintaku untuk mengantarmu kesini selama ini?"

"Aku mohon Bo~ Aku mohon" Jun pun berlutut dihadapan HwanBo dan memohon.

"Aku hanya ingin bahagia Jun, aku ingin bahagia disisa hidupku ini!! Aku tak ingin melihat kesedihan, rasa cemas, kawatir disisa hidupku ini. Aku ingin Bahagia Jun,BAHAGIA!" teriak HwanBo, dan air matanya semakin deras mengalir.

"Bo~" Jun berdiri dan menatap HwanBo.

"Mianhe~ mianhe Bo. Hanya saja aku benar-benar merasa Bodoh tak mengetahui rasa sakitmu selama ini" Jun memeluk HwanBo erat.

"Jun aku mencintaimu, sampai mati" ucap HwanBo lemas. HwanBo melepaskan pelukannya.

"Bo~" panggil Jun,

"Bo~" Jun melepas pelukan dan memegang pundak HwanBo. Dilihatnya Bo terdiam, matanya tertutup.

"Bo..Bo sadarlah.." Jun mengguncang tubuh Bo.

"BO~!" teriak Il Wo dan MinWo menghampiri Bo.

"Dia... dia sudah tiada!" ucap MinWo berat.

"Boo~ ANDWAE!!" sentak Jun tak percaya.

"PABO~YA!!"

"Bo!!" tangis Jun semakin menjadi.

"Boo!! Kumohon jangan tinggalkan aku!!!"

"SARANGHAE BOO!!SARANGHAE! SARANGHAE!!!"

"Mianhe Bo!! Tersenyumlah, tertawalah, aku ingin melihatnya!!Bo aku mohon tersenyumlah!!" pinta Jun memaksa.



[Pemakaman]



"Jun, ini!!" MinWo memberikan kotak kecil kepada Jun.

"Ini milik Bo. Dia ingin kau menyimpannya" jelas MinWo.

Jun membuka isi kotak itu. "Smile??" tanya Jun bingung.

"Dia hanya ingin tersenyum dihadapanmu. Dia benar-benar mencintaimu. Dia tak ingin melihatmu sedih dan menghawatirkannya. Bo sangat mencintaimu Jun" jelas MinWo lagi.

Jun menangis habis-habisan di atas makam Bo. Dia menyesal karna memaksa Bo untuk berhenti tertawa. Yang itu berarti melarang Bo untuk bahagia disisa hidupnya.



..6tahun berlalu..



Jun tetap setia pada Bo. Dia tak pernah berpikir untuk mencari pengganti Bo. Dia tak pernah telat untuk mengunjungi makam Bo.

"Bo aku datang lagi!! apa kau sudah makan, apa cacing-cacing diperutmu berdemo untuk diberi makan??" Jun berbicara dengan nisan Bo, dan tetap selalu tersenyum.

"Kau manis saat senyum,Bo. Teruslah tersenyum. Aku ingin melihatmu terus tersenyum" Jun pun mulai menangis, diiringi turunnya hujan.





WHEN A SMILE HAS GONE..

_THE END_


ini FF punya kim min boo,, nah, yang ngepost aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secret Contact behind every body|Season-2|YAOI|NC-17|ChoKi ChoKi - MIANHAE|Prolog

Telling You The Truth

Wedding Dress Part.8