Say NO! Can't Life Withoud You

Author: Park Ryul Leu / Joongjiral Park
Genre: Sad story
Lenght: Wan shut(한 촬영)
Disclaim: DBF
Cast:
- Choi Jiyoung Anh
- Choi Minhwan
- Choi Jonghun
- Kim Joon

Nb: Lanjutan dari Epep Say No!
Req dari sang magnae, sebenarnya bukan req bisa di bilang ini barter. Haha...
Support by Dmasiv - Tak bisa hidup tanpamu.

Nb: Contineu of FF Say No! That a Barter Story with My Anh Saengie^^
Support by Dmasiv - Can't life withoud u.

Summary:
My life is end withoud u.
Losing u'r smile, losing u'r figure.
I just can see at u'r grave everyday.
Must to walk n the way withoud u, lonely...
(summary tak samo dgn yg saya kirim, wkwkwk)

Author pov
Seorang gadis menghirup udara di pagi hari, matahari menyinari wajahnya. membuatnya sulit melihat sekelilingnya, tapi bukan itu yang mengusiknya saat ini.

"pagi lagi" ucap gadis tinggi kurus berambut acak2an tanpa sebuah senyuman.

Gadis ini menatap sebuah bingkai photo tepat di samping meja sebelah ranjang tidurnya.

"pagi choi min hwan" nadanya datar

Kehidupannya mulai berubah. berubah sejak 3 bulan yang lalu.


"Ji..sudah bangun, ayo makan nak" ucap eomma Jiyoung lembut dengan menata piring2 yang ia siapkan. Jiyoung menggeleng lemah dan pergi ke sekolah seperti biasa.

Jiyoung pov
Aku berangkat pagi, bahkan terlalu pagi dari jadwal masuk sekolah seperti biasanya. aku menatap jalanan, bayangan tubuhmu tak ada hwan. sosokmu saja selalu ku rindukan. bulir mataku mulai keluar, tapi menahan semua rasa sedihku agar tak menetes untuk ke sekian kalinya.

"Ji.." suara ini terlihat aneh mengenalnya pun tidak.

Samar2 kulihat seorang namja sudah berada di belakangku. sosoknya lebih tinggi di banding diriku. mengharuskan diriku mendongak agar dapat menatap wajahnya,

"nuguyo?"

dia tersenyum mengacak rambutku dan meraih pergelangan tanganku sembari berjalan menuju sekolah. aku terdiam bukan berarti mengetahuinya, terlalu malas berbicara dengan namja asing sepertinya. lagi pula ini tak kan jadi masalah jika dia juga dari sekolah yang sama.

'tapi aku tak tau dia'

***

Aku duduk di meja pada jam pulang. Aku tak mau pulang dan aku tak ingin pulang, ini sudah menjadi kebiasaanku. Aku masih di sini di sekolah menatap bangkumu, bangku di mana kau dan diriku tertawa, mengerjakan pr bersama, dan menggodaku. ku tatap miris lagi bangku kosong itu. bangku milikmu sudah tidak kosong lagi. seseorang hari ini memilikinya, namja yang mengacak rambutku dan memanggil namaku tanpa berkenalan. dia aneh, tapi mungkin aku yang lebih aneh sekarang,

"Hwan~" suaraku keluar yang seharusnya memanggilnya dalam suara hatiku.

"aku merindukanmu" aku tertunduk,

"Ji"

Namja itu lagi, namja itu memanggilku. ku tatap matanya tapi dia tetap terdiam dan berjalan menghampiriku.

"kau tidak pulang?"

Aku berdiri dan pergi dari namja ini.
Rutinitasku setiap hari adalah datang ke pemakaman min hwan, setelah pulang sekolah.

"aku menjengukmu hari ini hwan"


Ku tatap pemakaman2 yang ada. aku berjalan menuju sebuah nisan bertuliskan Choi Min Hwan. menaburkan bunga pada makam kekasihku.

"hwan tunggu aku di sana"

"saranghae, jagi~"
Ku tinggalkan pemakaman.

Aku berjalan pergi setelah dari pemakaman. bukan menuju rumah, tapi entah aku harus pergi kemana. aku akan pergi ketempat2 yang sepi dan dapat membuatku hanya sendiri.

"dingin" ucapku setelah duduk dibangku taman. menemukan tempat sepi yang aku mau.

Author pov
Wanita setengah tua duduk menyilahkan seorang namja minuman hangat karena cuaca dingin. sesekali menatap jam dinding yang berputar sangat lambat. menunggu anak gadis satu2nya.

"jam berapa dia pulang?" seorang namja bertanya dengan hati2

"tidak tentu"

"apa selalu pulang larut?" tanya tamu yang tak lain adalah namja itu

"Jiyoung anakku adalah anak yang berbakti, dia ceria tawanya selalu lepas. beban di pikirannya tak seperti ini dulu. dia berubah..." ceritra seorang ibu terhenti, matanya berkaca2.

"Jiyoung anakku mencintai kekasihnya. sangat mencintai kekasihnya, hidupnya semakin berubah indah saat Min hwan menempati hati Jiyoung. Tapi semua sirna, senyum anakku sirna saat Min hwan meninggal" bulir air mata ibu mengalir, nadanya bergetar.

namja ini berdiri dan duduk di samping sang ibu. mencoba menenangkan ibu Jiyoung.
"setiap hari saat matahari terbit atau tenggelam, aku tidak pernah melihat sosok anakku yang dulu. anakku Jiyoung tidak seperti anakku sekarang. dia mengurung diri, bahkan sempat mencoba bunuh diri" sang ibu tak sanggup lagi membendung tangisnya lagi, namja ini memeluk hangat agar keberadaanya dapat menenangkan pikiran ibu Jiyoung.

"saya akan mengembalikan Jiyoung seperti dulu. saya akan membuat Jiyoung seperti anak anda dulu" kata terakhir terlontar pada namja mengakhiri pembicaraan.

Seorang namja yang bahkan Sang Ibu hanya tau dia teman sekolah anaknya.

Seorang namja yang dapat membuat Sang Ibu bernafas lega.

***

"kemarin pulang jam berapa?" suara ini terdengar di samping kiriku.


Ada apa dengan namja ini. dia lagi. tak ku hiraukan pertanyaannya. sudah beberapa hari dia mengikutiku.

"ini hari ke 5 kan, tinggal 9 hari lagi"

Namja ini mulai bergumam aneh. mungkin dia tidak bergumam, dia mencoba untuk berbicara denganku. lalu ada apa dengan 9 hari lagi?

***

Jam istirahat berbunyi seperti biasa, aku tetap berada di kelas. aku tidak ingin ke kantin, beberapa saat ponselku bergetar. ku lihat list calling yang aku dapat,

"yoboseo jun-ah"

"aniya, aku baik2 saja"

"mwo! tapi aku tidak bisa"

"bukan begitu, tapi --"

TuT - TuT - TuT

Jun selalu menutup pembicaraan di saat aku menolak ajakannya. aku terdiam sejenak untuk melamun. tapi namja ini tetap mengusik kesunyian ruangan kelas dengan pertanyaannya.

"nuguyo?"

Ku lirik sekilas wajahnya, dia tetap membulatkan mulutnya seakan tetap bertanya nu-gu-yooo..
aku tak menjawabnya, ini bukan urusannya. jikapun ku beri tau dia akan banyak tanya nanti. fyuh~
Nafasku berhembus kesal karena namja ini, tapi betapa terkejutnya saat dia berkata,

"Eung..tidak ingin memberi tahu ya. baiklah lagi pula aku tau kim jun"

Sekali lagi pandanganku tertuju padanya, kepalaku mengarah padanya dengan cepat. untuk membuatnya berfikir,

'kau benar!'

'kau tau dari mana kim jun yang menelfonku'

Tapi dia tersenyum, mengalihkan perhatiannya pada headset yang ia pasang pada ke dua telinganya.

***

Author pov
Kim jun seorang lelaki yang sangat mencintai Jiyoung, Min hwan kekasih Jiyoung mengetahui jika Jun menyukai kekasihnya. Hal terakhir yang Min Hwan katakan adalah menggantikan Jun di posisinya. betapa merasa bersalahnya perasaan Jun saat Min Hwan mengetahui perasaan yang sebenarnya. Jun mencoba melakukan apapun untuk Jiyoung selama Min hwan meninggal. tapi usahanya sia2, cinta Jiyoung hanya milik Min hwan.

Hingga akhirnya Jun memutuskan pindah ke Hokaido Jepang untuk sekolah di sana. dan hari ini hari terakhir Jun untuk melihat Jiyoung, hari terakhir untuk mengatakan perasaan tulusnya ke sekian kalinya.

Jiyoung berjalan malas menemui Jun, bukan karna dia tak ingin bertemu atau tidak rindu pada Jun. tapi Jiyoung tidak menyukai jika ia di paksa datang.

"Jun-ah" panggil Jiyoung tepat di belakang punggung Jun.

"Ji..kau datang"

"kau yang memaksaku"

"mianhae"

Sejenak mereka terdiam, tapi kemudian Jun menyilahkan Jiyoung duduk di bangku taman dan meminum kopi yang sudah di beli Jun beberapa menit lalu sebelum Jiyoung datang.

"ji.."

"hem..waeyo? waeyo memaksaku datang? ada yang ingin kau sampaikan?" nada Jiyoung biasa, tapi tidak untuk Jun.

"Ji..kau tau kan aku mencintaimu"
"kau tau jika aku selalu berusaha membuatmu bahagia"

Tegukan kopi terakhir Jiyoung sangat lambat. wajahnya mematung sejenak.

"Jun-ah, jika kau membicarakan ini lagi aku pergi" sentak Jiyoung

"aku tau saat aku mengatakan ini kau pasti meresponku kasar"

"kau tau kan jika aku tidak menyukaimu"

"mianhae"

"Jun, ini yang tidak ku suka darimu"

"iya, aku tau ji. aku tau, kau tidak menyukaiku. seberapa puluh tahun pun, kau tak akan bisa merubah hatimu padaku"

Wajah Jiyoung merautkan kesedihan pada Jun. seberapa kali Jiyoung menolak Jun pasti mengatakan Dia mencintai Jiyoung. Jiyoung selalu berusaha diam2 untuk membuka hatinya pada Jun. tapi sia2, semuanya sia2. tetap Min hwan yang ada di hatinya.


"ini terlalu menyakitimu, jun"

"oleh sebab itu ini terakhir kalinya aku mengatakan padamu. bahwa aku sangat mencintaimu"

"Jun..maksudmu?"

"aku akan tinggal di belanda. selamanya"

"wae?"

"aku akan bertunangan dengan yeoja dari sahabat kolega appaku"

Jiyoung terdiam. ingin sekali mengatakan jangan pergi, tapi ini keputusan yang baik agar Jun tak memikirkan Jiyoung lagi.

Jun tersenyum lalu berdiri. kedua tangannya ia masukkan pada kedua saku celananya. satu tangannya keluar dan memegang cincin putih.

"bahkan kau tak mengatakan, jun jangan pergi" kata Jun menatap cincin yang ia bawa, begitu juga Jiyoung.

"Jun, mianhae. aku.."

"gwaenchana, mungkin memang kau bukan untukku. aku hanya merasa gagal saat Min hwan menyuruhku

"aniya.. kau selalu memperhatikanku, menjagaku, me--" Jiyoung menghentikan kata2nya lalu berucap pelan dan meneteskan air mata.

"tapi aku mengacuhkanmu, Jun"

Kali ini Jun mendekap Jiyoung rapat2. tak ingin melihat Jiyoung bersedih akan kisah cintanya.

"jangan menangis, Min hwan tidak menyukainya"

Tapi Jiyoung tetap menangis. menangisi sahabat dan perasaanya.

***

Jiyoung pov
Hari ini tidak ku putuskan pergi ke pemakaman. aku tak ingin bersedih di depan Min hwan. aku pulang lebih awal dari jam pulang biasanya.

Tapi betapa terkejutnya aku melihat namja itu lagi berdiri menyandar pada tiang listrik, di sekitar gang rumahku.

"tidak pergi ke pemakaman?"

"kau, siapa kau?"

"aku choi jonghun, kau jiyoung anh -kan"

"apa maumu, hah! kenapa membuntutiku? Kenapa muncul di kehidupanku secara tiba2"
"selama 3 bulan ini kau banyak berdiam diri. baru kali ini kau banyak mengucapkan kata2"

"aku tanya, apa maksudmu yang sebenarnya?"

"aku jonghun, aku ingin berteman denganmu. aku tau banyak tentang min hwan"

"maksudmu?"

"min hwan adikku"

Aku terdiam. baru kali ini aku tau Min hwan memiliki seorang kakak. kenapa aku baru tau?

"kenapa baru bilang sekarang?"

"aku menunggu responmu. kau irit bicara, ini alasan kenapa aku memurungkan niatku untuk mengatakannya"

Dia mulai ah..bukan dia, tapi Jonghun oppa mulai menceritakan semuanya. terlalu banyak menceritakan hal sekecil apapun yang belum ku ketahui tentang Min hwan. awalnya aku tidak percaya, tapi mendengarnya menjelaskan semua tentang Min hwan aku mulai percaya jika dia kakak kandung kekasihku.


- tbc (계속하기) -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secret Contact behind every body|Season-2|YAOI|NC-17|ChoKi ChoKi - MIANHAE|Prolog

Telling You The Truth

Wedding Dress Part.8