“We'r human monster” that all people calling us (1-2)

Author: Park Ryul Leu / Jjiral Park

Title: “We'r human monster” that all people calling us

Lenght: twoshoot

Rating: NC

Genre: Mystery, Thriller, Dark, Angst.

Disclaim: DBF

Starring:

- Yong Junhyung

- Yoon Doojoon

- Kinae haku

- Jang Hyunseung

- Other cast.



NB: bayangkan saja ini seseorang yang mengisahkan kejadian asli mereka kedalam buku. cerita ini sangat buruk.

(Summary)



***



Ini cerita saya.



Anda tau saat seseorang terobsesi dengan sebuah kematian. mereka akan menikmatinya,sangat menikmatinya. sesekali mencari buruan di malam hari. kadang mereka memburu hewan sebagai santapan tapi mereka sering memburu manusia. sama seperti mereka. mereka tidak memiliki wujud yang sempurna, tapi mereka manusia. mereka kadang memakan daging manusia jika mereka benar-benar kelaparan dan tak menemukan hewan buruan mereka untuk makan. mereka juga bukan wearwolf atau vampire dan sejenisnya tapi saya tidak tau harus menyebut mereka berempat seperti mahluk apa. ini kisah nyata saya yang selamat dari ke tiga rekan saya.



Saya harap anda menyimak dengan baik dan tidak memiliki efek berlebih setelah membacanya.



###

Saya memiliki tiga sahabat, Yoon doojoon, Yong Junhyung dan Jang Hyunseung. Doojoon dan Hyungseung adalah teman satu kampus dengan saya. Sedangkan Junhyung adalah sahabat karib saya, orang tua Junhyung juga bersahabat lama dengan orang tua saya. Ini yang membuat saya bisa sangat dekat dengan Junhyung.



Beberapa hari lalu Dosen di universitas saya menyuruh kami untuk meneliti lingkungan di dalam area pegunungan.

Beberapa pegunungan sudah di pegang mahasiswa lain. Dan hanya pegunungan cheododang belum di ambil mahasiswa lain untuk di observasi. Doojoon dan Hyunseung ikut dalam kelompok saya. Jika bertanya kenapa Junhyung ikut, ini karena orang tua saya terlalu khawatir.



Awal cerita saya bermulai dari sini,





Saya keluar setelah menyiapkan beberapa barang yang akan kami bawa ke pegunungan.



"Junhyung-ah bisa bantu aku" teriakku pada Junhyung di ujung jalan yang sedang menunggu mobil Jeep Doojoon.



"tidak bisa aku sibuk, kau lakukan saja sendiri" dia berdiri sambil memperhatikan jalanan rumahku



"Menunggu seperti itu apa namanya sibuk" gerutuku.





Saya masih sibuk dengan barang-barang yang akan dimasukkan pada bagasi mobil. Hingga beberapa saat Doojoonpun datang dengan Hyunseung.



Tin Tin Tin - - -



Suara mobil ini benar-benar membuat sekeliling rumah saya menggema. Ini di karenakan rumah saya berada di daerah bukit. Tak banyak penghuni di sini, dan membuat ke tiga teman saya benar-benar menjadikan rumah saya adalah base camp mereka.



"ah..kau datang akhirnya" Junhyung menghampiri Doojoon dengan menepuk satu pundak Doojoon, begitu pula dengan Hyunseung.



"apa yang kau lakukan" pertanyaan bodoh ini terucap dari Hyunseung.



"aku mandi. Mau ikut" solotku menatap Hyunseung dengan sorot mata yang tidak mengenakkan.



"hey, aku cuma bertanya kin" dia menahan tawa, tapi tetap masih terlihat dari mimik wajahnya.



"Kinae-a mobil yang kita pakai milik Doojoon ,kenapa memasukkan tas camp di mobilku" kata Junhyung menegurku yang berada jauh lebih tepatnya masih di samping mobil Doojoon



"Ya~ kenapa tidak bilang dari tadi, Jun. kau benar-benar menyusahkanku A~" Aku pun menghampiri Junhyung dan memukul-mukul dadanya.



Hyunseung dan Doojoon hanya tertawa geli melihat tingkah Junhyung dan Saya.



"hey, jangan seperti ini padaku. Doojoon akan menghajarku habis-habisan"



"apa maksudmu Jun!" tanya Doojoon sedikit mengangkat alis matanya.



"sudah, jangan bertengkar. Ayo berangkat" kalimat Hyunseung yang mengakhiri pertengkaran kami.





"mana, eomeoni?" tanya Doojoon melihat pintu rumah saya di iringi ke dua sahabat saya yang lain sebelum kami berangkat pergi.



"eomma di dalam, masuk kedalam lah.akan ku tunggu di sini"



Setelah mendapat ijin dari orang tua saya, kami pun berangkat menuju gunung cheododang yang letaknya jauh dari kota dan perbukitan. Sudah 12 jam perjalanan kami terhitung, sesekali berhenti untuk bergantian menyetir.



Malam ini tepat pukul 11.13 pm. Hyunseung tak tahan dengan air seninya yang ia tahan selama bermil-mil. Udara sangat dingin, pohon-pohon yang menjulang tinggi bergerak secara teratur. Ranting-ranting bersuara merdu, tergesek oleh ranting-ranting lainnya. Lebih banyak pohon pinus di banding pohon cemara. Cahaya hanya tersorot oleh rembulan malam. Memantulkan sinar di sungai kecil yang sempat di lewati mobil yang saya tumpangi.



"berapa lama lagi aku harus menahan ini" Hyunseung berkicau setiap kali mengatakan selalu menatap 'miliknya'



Tiba-tiba Hyunseung melirikku tajam,



"jangan ikut melihat"



Kata-katanya benar-benar membuatku geli dan ingin tertawa.



"Ya, seung-a. Jika kau tidak mengiringnya maka dia tak mengikuti arah tujuanmu" solot Junhyung dengan tawanya tak lama Hyunseung menimpa kepala belakang Junhyung dengan botol air yang tinggal setengah.



"jangan ikut menghakimi. berhenti atau aku kencing di sini"



"Ya, jangan kencing di sini. Buang di luar, Junhyung menepilah. Aku tak ingin mobilku mendadak jadi toilet pria" komentar Doojoon akhirnya membuat Junhyung menepikan mobil.



Hyunseung turun, di iringi Doojoon. Sedangkan Junhyung masih di dalam mobil bersamaku. Cendela mobil sedari tadi terbuka, ini membuatku dapat melihat keadaan pegunungan walau sampai sekarang tidak ada apa-apa.



"kau tidak buang air kecil juga" Doojoon menawariku, dia bersandar di samping cendela. Kepalaku sedikit keluar sehingga dapat melihat Doojoon dengan jelas.



"tidak"



"aku tidak akan berhenti lagi, jadi buang air kecil saja sekarang. Akan ku tunggu di sini"



Saya sedikit berfikir, menimang-nimang kata ya atau tidak.



"dia takut gelap. dia bisa menahan air kecilnya selama perjalanan, jadi jangan khawatirkan dia Doojoon-a haha.. " sambar Junhyung membuatku mati kutu



"Ya, diam kau!"



"Ayo, aku antar"



"tidak, terima kasih"



"aku tidak akan mengintipmu" Doojoon tertawa kecil, wajahnya sekarang benar-benar terlihat meledekku



Saya segera turun dari mobil ,usai mencubit pergelangan tangan Junhyung sampai ia merintih kesakitan.



"baiklah" aku menjawab dengan menundukkan kepala.





Doojoon menuntun saya, dia berjalan lebih dulu dengan membawa senter kecil. Hingga kami berpapasan dengan Hyunseung.



"kalian kemana?" tanya Hyunseung



"Kinae-a ingin buang air kecil, aku mengantarnya"



Hyunseung mengerling nakal, dan mengatakan



"manfaatkan waktu untuk mengintipnya"



"Dasar otakmu, bersihkan sesekali di tempat psikiater" Doojoon memukul kepala Hyunseung dengan senter membuat raut wajahnya mengernyit.



"Kinae-a"



"Apa!"



"hati-hati. ini hutan, mahluk apapun bisa dengan mudah memakanmu" ucapan Hyunseung seketika membuat bulu kudu saya berdiri, sebenarnya saya tau dia hanya membual. tapi jangan di tempat yang seperti ini.



Doojoon menarik saya pergi menjauh memasuki hutan sebelum Hyunseung dapat memurungkan niat saya. Doojoon membawa saya agak jauh dari jalanan,





"Doojoon-a jangan jauh-jauh. nanti tersesat"



"Jika tidak mereka bisa melihatmu. dengan begini hanya aku yang dapat melihat" secepat kilat ku hantam perutnya ringan



"Doojoon-a!!!"



"ckckck.. Aku bercanda. Sudah kencing sana, aku akan memutar badanku"



"pergi dengan jarak 5 meter baru aku bisa"



"terlalu jauh, bagaimana jika ada hewan buas menangkapmu"



"bagaiman jika mobilmu menjadi toilet wanita"



"arra, arasso"



Doojoon pergi dengan jarak 5 meter. Udaranya benar-benar menusuk tulang. aktivitas saya sudah selesai, tapi saya melihat seorang nenek tua membawa beberapa kayu di punggungnya menatap kearah saya. Tatapannya tidak jelas, ini membuat saya berjalan mendekatinya. Suara burung berkicauan di malam hari adalah menu sempurna yang mencekam. Masih beberapa puluh jengkal lagi untuk menghampiri nenek ini. Dia melambai-lambai mungkin butuh pertolongan karena kayu-kayu yang ia bawa. Hingga dalam 15 jengkal saya dapat melihatnya, matanya, merah tatapannya tajam, alisnya hitam lebat, rambutnya acak-acakan begitu juga pakaian yang ia kenakan, darah mengalir di setiap sudut wajahnya, beberapa goresan tajam terukir jelas di pipinya, rahangnya putus sebelah dan bergelayut pelan yang benar-benar membuat saya berteriak kencang.



"aAAaaAAaaAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"



Dapat saya rasakan Doojoon mendekapku erat,



"ada apa? kau kenapa kesini?"



"a-a..a-a..ne-..nenek.."



"nenek apa?!! Kau kenapa? Jangan bikin cemas"



Jantung saya berdegup kencang, tubuhpun ikut menegang. betapa tak sempurnanya nenek yang saya lihat tadi.



Doojoon membawa saya yang masih shock ke dalam mobil. Junhyung dan Hyunseung menatap aneh tapi mungkin memiliki pertanyaan yang sama.



"ada apa?"



Junhyung menyodorkan minuman pada saya, tegukan demi tegukan terasa berat untuk di telan. kepala saya seakan di tekan hebat oleh sosok nenek tua tadi.



"katakan, ada apa? Kau lihat apa?"



"nenek"



"nenek, hanya nenek-nenek" Hyunseung memastikan



Saya mengangguk berkali-kali, mereka masih bingung.



"lalu ada apa dengan nenek itu"



"kenapa teriak" imbuh Hyunseung



"nenek itu tidak sempurna"



"dia mati"



"MATI" ketiga sahabat saya berteriak keras



"dia tidak sempurna. Wujudnya tidak sempurna"





"tapi aku tadi tidak melihat nenek-nenek dari tadi"



"aku melihatnya jelas-jelas Doojoon!"



"mungkin kau terpengaruh oleh kata-kata Hyunseung" jawab Junhyung



"TIDAK. kalian pikir aku berhalusinasi"



"maaf, baiklah. Kau butuh istirahat"



"kita pulang" keputusan saya di tolak oleh mereka bertiga.



Mereka masih tetap melanjutkan perjalanan walau sebenarnya hati saya masih was-was.



Gunung ini benar-benar terasa aneh. Selama perjalanan saya hanya dapat tidur di samping Hyunsung. Dia mengerti saya tidak dengan keadaan yang benar-benar baik.



"sudah, jangan terlalu dipikirkan" celetuk Hyunseung menata beberapa helai rambut yang terbang ke arah wajahnya dan menaruhnya kembali pada kepala saya.



"aku sedang berusaha"



Tiba-tiba mobil mendadak berhenti saat Doojoon berseru 'AWASSS'



Tubuh saya terpental kedepan dan jatuh, kepala saya terbentur begitu juga Hyunseung.



"Ada apa!!" tanya Junhyung



"Kau baru menabrak seseorang" jelas Doojoon



Junhyung menengok kebelakang, Doojoon turun dari mobil sendiri.



"kalian tidak apa-apa"



"aw~" rasa nyeri di sekujur tubuh benar-benar terasa



"kami tidak sedang baik, ada apa dengan kendali mobilmu" protes Hyunseung



"entah, hanya tiba-tiba Doojoon melihat seseorang yang kita tabrak"



Seketika Hyunseung turun begitu juga saya, Junhyung berjalan pelan dan paling melihat terakhir kali.



"mana orangnya" tanyaku yang hanya melihat bercak darah dan lendir-lendir aneh menempel pada kaca spion mobil





"entahlah, dia tidak ada" Doojoon mengatakan dengan wajah yang bertanya-tanya



"kau yakin, kita menabrak seseorang" tanya Junhyung



"aku yakin"



"bagaimana denganmu?" tanya Hyunseung pada Junhyung



"aku tidak yakin"



"bagaimana kau tidak yakin, setelah mendapat bukti ini. Hah!" amarah Doojoon jelas-jelas terlihat.



Saya melihat sekeliling hutan, sangat gelap dan dingin. Bulu kudu saya semakin menjadi-jadi, jantung saya berdegup sangat kencang. Andai mereka diam berdebat pasti mereka dapat mendengar dengan jelas.



Hingga sepasang mata, tidak terlalu mencolok. Tapi dapat saya lihat walau tidak pasti. Mata abu-abu sedang melihat kearah saya, kepulan asap dingin begitu juga nafas saya yang tidak stabil hanya melihat satu mata ini. Tapi setelah itu menghilang, sangat cepat.



Mata saya berkeliling lagi, dan semakin awas.



'saya harus pergi'



'ada yang mengincar kami'



Gerutu saya berkali-kali. Saya berbalik arah menuju mereka bertiga yang masih berdebat hebat.



"ayo, masuk" ajakkan saya tak di gubris mereka bertiga, ini membuat saya semakin cemas. Cemas jika sesuatu yang mengincar tau, tau jika saya menyadari mereka.



"Doojoon ayo pergi" tangan saya di tempis membuat saya mundur beberapa langkah.



Saya menghampiri mobil, menekan bel tanpa henti membuat mereka bising dan melihat saya.



"ayo masuk, kita pulang. Ada yang tidak beres"



Mereka bertukar pandang,



"akan kuceritakan di dalam. Kita masuk dulu, palli"



Doojoon, Hyunseung dan Junhyungpun masuk seperti apa yang saya katakan. Dan mulai berputar balik, lebih tepatnya membatalkan observasi untuk pulang.



"katakan alasan yang tepat atau kita tidak akan lulus semester tahun ini" kata Hyunseung



"ada beberapa kejanggalan saat kita masuk hutan bukan"



"jangan katakan, nenek itu lagi"



"tapi itu benar, setelah itu kita menabrak seseorang tanpa sosok"



"bagaimana darah bisa menempel tepat pada kaca spion" imbuh ku



"tadi aku juga melihat sebuah mata, sesuatu sedang mengawasi kita saat―"



BbRrrUuaAggHh―



Sebuah hantaman keras, tepat berada di atap mobil. Ini lebih tepatnya, seseorang sedang menjatuhkan dirinya tepat di atas kepala kami. Mobil hilang kendali, sesekali meliuk tajam. Junhyung sudah sangat lebih untuk menghentikan mobil. Tapi rem mobil tidak mempengaruhi jalanan yang licin. Mobil kami berputar-putar, tubuh saya dan Hyunseung terhantam kesana kemari. Ini karena kami tidak memakai sabuk pengaman. Hingga mobil berhenti dan tidak menghantam apapun.



Nafas kami tersengal-sengal. Atap mobil sudah tidak mulus lagi.



"ada apa ini?"



"damn. Apa yang terjadi!"



"buruk, hal buruk"



"aku tidak ingin keluar"



"aku ketakutan"



"nafasku tercekat"



"siapa yang akan keluar untuk melihat"



"aku tidak mau"



"aku butuh pulang"



"kita tidak keluar. Cukup di sini dan nyalakan mesinnya, Junhyung"



"CEPAT!!"



"iya, iya, iya, aku melakukannya"



"CEPAT, BANGSAT"



"Sial, jangan banyak bicara. Aku sedang melakukannya Bitch!"



Kami berempat berceracau kesana kemari. Tidak ada yang tidak cemas setelah kejadian tadi. Satu hal yang sama-sama kita pikirkan, berharap mobil rongsok ini dapat membawa kita pulang tidak lebih parah dari ini.



Brrumm...

Brrumm...

Brrumm...



Suara gas mobil terdengar, Junhyung masih sibuk memegang pedal gas dan mobil kembali berjalan.



Betapa terkejutnya kami mendengar suara raungan tepat di atas kepala kami.



AAaAauUuUUu~



"apa itu" tanyaku



"serigala" seru Hyunseung



"Babo, bagaimana mau serigala melompat di atas atap mobil kita"



"apa ini sejenis manusia serigala"



"jangan katakan hal gila, seung-a"



"bagaimana jika iya"



"DIAM, KALIAN" sentakku membuat mereka menahan amarah.

Yang pasti mahluk ini masih belum turun dari atap kami. Pandanganku beralih kebelakang. Jalanan kosong benar-benar kosong.



Tiba-tiba,

BragGh...BragGh...



Suara tangan menggedor-gedor atap mobil,



"kenapa raungannya tidak berhenti" ucap Junhyung



Mata saya menyipit sejenak. Otak saya berputar-putar.



'Apa mahluk ini sama seperti yang mengawasi kami tadi?'



"dia ingin memanggil kawanannya" kataku



Doojoon dan Hyunseung menatap saya dengan wajah terkejut.



-gyeosog-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secret Contact behind every body|Season-2|YAOI|NC-17|ChoKi ChoKi - MIANHAE|Prolog

Telling You The Truth

Wedding Dress Part.8