Ending The Fireworks

Author: RL. Park
Title: Ending The Fireworks
Genre: Romantic
Lenght: Oneshoot - Drable
Rating: [?]
Tipe: OC, AU, Canon,
Disclaim: DBF
Cast:
- Masao Noku
- Sorra Himeya

********


Terkadang, kita merasa kurang cukup, terkadang kita juga di haruskan untuk merasa cukup dengan semua yang kita punya.

Dan kurasakan saat ini adalah kesepian.

••........•••........••

Yukino datang dari luar memasuki kelas menghampiriku dengan menunjukkan selembaran kertas ukuran A4.

"eh! Himeya juga datang ya"

"hari ini anak-anak sekelas mau main kembang api loh!" menambahi kalimat Yukino dengan menggebu-nggebu.

"maaf... hari ini aku ada les, jadi aku tak bisa pergi"
"les? Kau bisa bolos untuk hari ini" desak Sakura

"tapi jika ketahuan orang tuaku bisa gawat..."

Hingga Yukino berteriak memanggil Noku yang berada di sudut kelas sedari tadi.

"eh.. serius?" tanya Noku menatapku sembari menghampiriku dengan wajah menyeramkan.

"kenapa? datang saja!"

"aku... aku ada les ..." jawabku terbata-bata melihat wajahnya yang semakin menyeramkan.

"bolos saja" pinta Noku yang kini mimiknya berganti benar-benar berbeda.

Masao Noku, adalah orang yang sangat bertolak belakang denganku. Dia terkenal dengan ke supelannya dan populer di kalangan wanita. Berbeda denganku yang pendiam dan tak banyak di kenal orang. Karena aku Sorra Himeya.

"ya~ Noku kalau ingin Himeya ikut sikapmu yang manis. Jika raut wajahmu seperti itu, kucing pun ikut lari" Yukino melayangkan sebuah jitakan kecil di kepalanya.

Membuat Masao Noku tercengang dengan sikapnya sendiri.

"sudah-sudah, aku sudah bilang tidak bisa. lain kali saja ya, aku pulang dulu"

Mereka teman satu kelasku. Selama masa-masa bersama, mereka memperlakukanku dengan baik. Sebenarnya di dalam lubuk hatiku aku benar-benar ingin ikut dengan mereka. Melihat kembang api bersama, tertawa lepas. Tapi aku tidak bisa.

"Himeya chan..."

Hingga suara seseorang membuyarkan lamunanku di dalam koridor-koridor kelas.

"Himeya chan"

"Noku kun, ada apa?"

Saat aku menengok kebelakang, aku benar-benar terkejut Noku memasukkan secuil kue manis di dalam mulutku.

"manis kan^^" wajahnya terpampang ceria sembari menjilat jemarinya yang menempel pada kue yang ia masukkan pada mulutku.

Dengan seketika wajahku memerah, tak berani menatapnya.

"kami bermain kembang api di taman dekat laut. kalau les mu selesai, kau datang saja" seru Noku pergi dengan berlari kecil memasuki kelas

"aku tunggu" kalimat terakhirnya.

••........•••........••

Selama ini aku terlihat seperti orang yang sering terlupakan. Tapi Noku malah melihatku. Hanya di sapa olehnya saja sudah cukup.

Aku bisa mengerti.
Tapi aku tidak mengerti, apa sebenarnya keinginanku.

Tapi aku menginginkannya
.
••........•••........••

Les pun selesai, hingga ku putuskan untuk mengikuti pesta kembang api yang di adakan oleh teman-teman sekelas. Aku berharap tidak terlambat.

Langkah lari ku terhenti sedikit demi sedikit memandang taman yang sudah kosong. Beberapa bekas kembang api yang sudah terpakai banyak terlihat di sekeliling taman.

"ternyata sudah selesai" nafas letih atau kecewa kini berhembus di hidung ku.
"bodohnya aku" ku buka tas milikku, mengambil sekotak kembang api yang sudah ku siapkan sebelum berangkat les tadi. Mengangkatnya, dan memutuskan bermain sendiri.

Tapi tak beberapa lama. Seseorang mendekap mulut ku dan menyeret ke semak-semak.

"jangan teriak"

Bagaimana bisa aku tidak berteriak saat seseorang melakukan ini padaku.

K
Y
A
A
A
A
A
.
.
.
.
.


"tolonggggg ada hidung belang"

"jangan ... jangan ..."

Aku tetap meronta, berusaha lepas dari dekapan manusia hidung belang ini.

"siapa saja tolong aku!!!" lengking ku terputus saat orang ini melepasku dan menahan tawa,

"bwuph"

"Noku ... Noku kun!?"

"baru kali ini aku mendengar dirimu berteriak, ahahahaha manis~" ucapnya tanpa dosa malah mengolokku membuat ke dua pipiku kembali memerah terjerat permainannya.

"ish, jahat sekali kau. hyaa!?" kataku hingga beberapa detik kemudian pergelangan tanganku di tarik olehnya.

"ayo ikut"

"eh .. eh .. tunggu"

"mau kemana ...!?"

Jengkal kakinya sangat lebar membuatku kesusahan mengikuti langkahnya.

••........•••........••

"laut!?" ucapku

Noku membawaku ke laut di malam hari. Terlihat sangat indah, sesekali terpaku oleh pantulan sinar bintang pada air laut.

"jika ibuku tau aku pergi kesini..."

"sudahlah tenang saja"

"YA, kau tidak tau ibuku seperti apa, Noku kun. seenaknya saja mengajakku kesini" omelku

Noku kun menghampiriku secara perlahan,

"aku" lalu dia menggenggam tanganku dan melanjutkan kalimatnya.

"tidak akan membiarkanmu"
Langkah ku sedikit mundur, karena wajahnya semakin mendekatiku. Bisa ku tatap matanya dengan jelas dalam jarak sedekat ini.

"jika kau pulang dan pergi dari hadapanku saat ini, maka kau akan ku bawa kabur"

Wajahnya sangat tenang, setengah sinar bulan menerangi sisi wajahnya yang tampan.

"sebenarnya kau tak ingin pulang kan"

"sebenarnya aku ..."

"kali ini kabulkan apa yang kau ingin kan. dan katakan saja"

Jantungku berdegup kencang menatap dirinya yang serius. Tapi sejenak dia berubah menjadi sosok Noku yang seperti biasa.

"kita main ini saja"

Dia mengambil kotak kembang api di tas ku tanpa permisi.

"ah.. itu kan aku yang beli, kembalikan Noku kun"

Dia berlari menuju bibir pantai.

"aku benar-benar tidak menyangka jika kau datang"

"sedari tadi aku menunggumu di taman"

Rasanya benar-benar ingin menangis. Tapi seakan terasa tertahan dan tidak mau keluar. Hanya Noku yang mengetahui isi hatiku sebenarnya. Hanya dia yang mengerti.

Tanganya menggandeng tanganku, ini benar terasa seakan melayang.

Aku ingin pulang Tapi ... aku ingin bermain denganya untuk saat ini, ini adalah keinginanku.
Kami bermain kembang api, teriakannya membuatku benar-benar terasa sangat bising. Tapi entah kenapa bukannya aku memarahinya, malah membuatku tertawa.

Hingga petasan kami pun habis.

"jadi terasa sepi, ya"

Aku mengangguk menatap sisa-sisa petasan. Tak beberapa lama Noku menyuruhku menatap ke atas.

"lihat, ada kembang api!"

"cantik ya~" celetukku terpesona
Hingga sekilas aku menatap wajahnya. Baru kali ini aku melihat langit yang begini indahnya. Kenapa wajahnya terlihat begitu kesepian?

"ya, habis" celetuknya pelan

Aku melihatnya ...

Aku melihatnya seperti ingin menangis.

Atau wajahnya memang sepeti itu...

Masih ku sembunyikan wajahku pada lutut yang ku tekuk sedari tadi. Bersembunyi agar tatapan ku tak terlihat olehnya.

Wajahnya yang terlihat kesepian sangat menawan. Masao Noku yang populer.

Apa rasanya, berciuman dengannya ...

Sejenak aku tersadar dari gumaman ku.

'barusan apa yang sudah ku pikirkan...!?'

'aku ini sedang frustasi ya!?'

'kenapa memikirkan ciuman, lagi pula aku bukan kekasihnya'

Aku sibuk berperang dengan pikiranku sendiri. Hingga menyadarkan ku jika Noku sudah tidak ada di sampingku lagi.

"Noku kun, di mana dia?"

"eh" aku melihatnya sudah ada di dalam laut. Hanya tinggal seperempat badannya yang terlihat. Hingga ku hampiri dirinya.

"tunggu, Noku kun .."

Kyaaaaaaaaa.......

Aku hampir terjatuh, tapi Noku menangkap tubuhku dengan sigap.

"ada apa denganmu"

"ah, jangan lihat"

Tangganya menyapu wajahnya yang basah, sesekali merapikan rambutnya tanpa melihatku. Tatapannya menjurus ke depan.

"aku basah sampai terlihat seperti menangis"

Meskipun tersenyum dia kesepian, aku tau itu. Perasaanku tidak akan salah. Wajahnya basah, matanya pun juga. Wajahnya yang terkena air laut, masih dapat terlihat jika itu air mata.

"akhirnya musim panas berakhir juga"
"berakhir dengan perceraian"

"ayah ibuku tidak bisa bersatu lagi"

Sosok tingginya berada di depanku. Menutupi ku dari sinar rembulan.

Jangan,
Jangan pergi...

Rasanya kau seperti ingin tenggelam di laut malam ini.

Ku tarik kaos hitam yang ia pakai, dia terkejut dan menatapku. Hingga ku daratkan sebuah kecupan di bibirnya.

'Aku tak peduli meski pesta kembang api sudah selesai'

'aku juga tak peduli musim panas berakhir'

"kenapa?"

"ah, air mata. eh laut. Noku kun suka?"

Penjelasan ku masih membuatnya tercengang. Sebenarnya aku sendiripun terkejut dengan spontan.

"ung, sebenarnya aku memang ingin mencium mu. Kau bilang wujudkan harapan mu kan? Keinginanku kan? Begitulah" aku benar-benar tidak tau lagi apa yang harus ku katakan. Tapi saat ini mengatakan hal sebenarnya dalam hatiku lebih baik.

"semuanya terlihat begitu asik saat bermain kembang api. Begitu keras aku menutupinya, tapi kau bisa tau. Syukurlah, aku menunggu Himeya datang"

"pesta kembang apinya juga sudah selesai" matanya sendu menatap langit.

"kembang apinya, kalau kau masih merasa kesepian aku akan belikan kembang api lagi."

"aku... Akan buat kembang apinya!" teriak ku mencoba agar membuatnya tak merasa sendiri.

Hingga tak kami sangka, beberapa kembang api meletus di udara. Bertepatan dengan kalimatku. Sejenak kami memandang kembang api, lalu saling menatap dan tertawa lepas.

"ya, kan. Masih ada!" ucapku yang kini di bopong Noku.

"kita lihat sama-sama lagi, ya"

Wajah bahagia yang ingin ku lihat setiap hari.

Sejak saat itu aku tidak pernah melupakan janji untuk melihat kembang api bersama-sama lagi. Tahun depan.

••........•••........••

"Noku, pindah sekolah...!?"

"padahal sebentar lagi kan lihatran musim panas"

Beberapa siswa siswi saling bercakap di sudut kelas. Walau terdengar pelan tapi masih jelas di telingaku.

"semuanya tolong dengarkan dulu. Dia minta maaf karena tidak bisa berpamitan dengan kalian semua. Kemarin itu adalah hari terakhirnya" ketua kelas menjelaskan pemberitahuan perpindahan Noku.

Beberapa siswa terlihat terkejut begitu pula aku, Noku tak mengatakan dia akan pindah hari ini. Air mataku mengalir menangisi kepergiannya tanpa pamit.

"Noku kun bodoh! Katanya tahun depan ingin sama-sama, kenapa"
Saat itu juga, mataku serasa terbakar. Aku tidak bisa menahan air mataku.

Kembang api, hanya tinggal kenangan.

Sedih tak bisa melihat wajahmu yang tersenyum lagi.

Musim terus berganti.

Keajaiban musim panas waktu itu.

Tidak akan pernah ku lupakan.

Sampai tiba musim panas.

Apakah sudah cukup, tanpa dirimu yang akan bersama denganku melihat kembang api itu.

••........•••........••

"Himeya, kalau sudah belajar jangan lupa makan" teriak ibu yang sedang sibuk di dapur dengan ayah.

"baik" Hingga aku mendengar suara ledakan kembang api, membuatku beranjak dari kursi belajar ku. Dan berlari keluar rumah.

"tunggu Himeya, belajarnya. Jangan pergi!"

Apakah sudah merasa cukup. Apakah tertawa bisa semudah itu. Aku sudah pasti tidak bisa.

"Noku kun!!!" teriakku memandang punggungnya yang menatap kembang api bertebaran di langit.

Karena aku mencintaimu.

Aku tidak akan lari lagi.

"Noku kun, aku suka, aku sangat menyukaimu!!!" ku peluk sosoknya, berharap agar tak melepaskannya pergi tanpa permisi.

Kau adalah semangat musim panasku.
- THE END -

I dedicated to u ... my nunaaaaa pesenan kelarrrrrr...........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secret Contact behind every body|Season-2|YAOI|NC-17|ChoKi ChoKi - MIANHAE|Prolog

Telling You The Truth

Wedding Dress Part.8